MENYIKAPI isu dan sekian banyak penistaan pada konstitusi negara kita yang berasas Pancasila, kita perlu menimbang lagi langkah pencegahan apa yang mungkin dilakukan sedari dini. Jangan lagi ada api dalam sekam. Musuh dalam selimut. Negara kita tercinta ini dibangun dengan tetesan darah, keringat, dan airmata para pejuang yang notabene adalah leluhur kita juga. Mengingat pentingnya menanam rasa cinta-bangsa itu pada generasi muda, perlu digalakkan melalui sebuah pengenalan terstruktur, dan membangun. Jika selama ini pesantren sudah memulai langkah kecil ke arah itu, maka tepat kiranya jika kami memulai langkah yang lain melalui madrasah.
Rangkaian kegiatan yang bisa dihelat bisa macam ragamnya. Bisa berupa pelatihan pengenalan Pancasila, dengan melibatkan tokoh NU dan tokoh dari agamaagama resmi di Indonesia. Dengan melibatkan para guru di kitaran Jawa Barat--terutama dari Al Amin, selaku penyelenggara. Pelatihan selama satu-dua hari itu, dialamatkan juga sebagai sarana merekatkan semangat juang bersama membangun bangsa dari bawah.
Selain pelatihan, bisa juga digelar sebuah festival kebangsaan dengan mengambil lokasi di seluruh areal Cikadu, sampai sepanjang jalan tepi pantai Pelabuhan Ratu. Semacam Festival Budaya Laut yang selama ini belum ada purwarupanya. Melibatkan para pengambil kebijakan dari pemerintah daerah. Mereka bukan hanya tamu undangan, melainkan turut memberi sumbangsih pada festival tersebut. Dalam bentuk apa saja yang mungkin bisa.
Hasil yang diharapkan, Al Amin sebagai sebuah institusi pendidikan yang sudah berurat akar di masyarakat Cikadu, dapat melebarkan sayapnya, menjangkau masyarakat luas di Sukabumi. Tentu yang utama adalah, menancapkan rasa cinta bangsa-negara pada siswa-siswi madrasah yang selama ini jarang tersentuh doktrin nasionalisme.
Kiprah Yayasan Pendidikan Terpadu Al-Amin, yang lebih dikenal dengan sebutan madrasah sebagai pelayan umat/kaum dhuafa dengan misi memuliakan manusia melalui penyelenggaraan sistem pendidikan berbasis karakter dan akhlak.